Dublin Core
Title
PENGGUNAAN TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK PERTUMBUHAN Trichophyton mentagrophytes
Subject
Tepung singkong, Media Alternatif, Trichophyton mentagrophytes
Description
ABSTRAK
Untuk pertumbuhan jamur diperlukan media sebagai sumber nutrisi. Sebagai salah satu alternatif media digunakan tepung singkong. Telah dilakukan penelitian terhadap penggunaan tepung singkong (Manihot esculenta Crantz) sebagai media alternatif untuk pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Media dibuat dalam konsentrasi 0,2 %, 0,3 %, 0,4 %, 0,5 %, 0,6 %, 0,7 %, 0,8 %, 0,9 % dan 1 %. Jamur uji yang digunakan adalah strain murni Trichophyton mentagrophytes yang diisolasi dengan metode single dot inoculation. Pengamatan dilakukan secara mikroskopik (pembentukan konidiospora dengan metode slide culture) dan makroskopik (diameter koloni). Diameter koloni yang terbentuk adalah 1,25 mm (0,3%), 1,80 mm (0,4%), 2,50 (0,5%), 4,85 mm (0,6%), 5,00 mm (0,7%), 5,55 mm (0,8 %), 6,70 mm (0,9%), 4,35 mm (1 %), 16,45 mm (kontrol). Pada pembentukan konidiospora, mikrokonidia tumbuh di hari ketujuh pada semua konsentrasi media tepung singkong. Hasil uji statistic One Way Anova menyatakan bahwa ada perbedaan antar konsentrasi media uji dengan media kontrol. Kesimpulan penelitian bahwa diameter koloni pada media PDA kontrol, lebih besar secara signifikan dibanding diameter koloni yang tumbuh pada media tepung singkong (p< 0,05).
Untuk pertumbuhan jamur diperlukan media sebagai sumber nutrisi. Sebagai salah satu alternatif media digunakan tepung singkong. Telah dilakukan penelitian terhadap penggunaan tepung singkong (Manihot esculenta Crantz) sebagai media alternatif untuk pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Media dibuat dalam konsentrasi 0,2 %, 0,3 %, 0,4 %, 0,5 %, 0,6 %, 0,7 %, 0,8 %, 0,9 % dan 1 %. Jamur uji yang digunakan adalah strain murni Trichophyton mentagrophytes yang diisolasi dengan metode single dot inoculation. Pengamatan dilakukan secara mikroskopik (pembentukan konidiospora dengan metode slide culture) dan makroskopik (diameter koloni). Diameter koloni yang terbentuk adalah 1,25 mm (0,3%), 1,80 mm (0,4%), 2,50 (0,5%), 4,85 mm (0,6%), 5,00 mm (0,7%), 5,55 mm (0,8 %), 6,70 mm (0,9%), 4,35 mm (1 %), 16,45 mm (kontrol). Pada pembentukan konidiospora, mikrokonidia tumbuh di hari ketujuh pada semua konsentrasi media tepung singkong. Hasil uji statistic One Way Anova menyatakan bahwa ada perbedaan antar konsentrasi media uji dengan media kontrol. Kesimpulan penelitian bahwa diameter koloni pada media PDA kontrol, lebih besar secara signifikan dibanding diameter koloni yang tumbuh pada media tepung singkong (p< 0,05).
Creator
Penulis : AMELIA NUR ROHMAH
P17334112002
Penguji I : Drs. J. Samidjo Ow, M. Biomedik
NIP : 195405041984031002
Penguji II : Yuliansyah SM, S.Pd, M.Si
NIP : 196407111989021001
Penguji III : Sulaeman, S.Si, MT
NIP : 196506031986031005
P17334112002
Penguji I : Drs. J. Samidjo Ow, M. Biomedik
NIP : 195405041984031002
Penguji II : Yuliansyah SM, S.Pd, M.Si
NIP : 196407111989021001
Penguji III : Sulaeman, S.Si, MT
NIP : 196506031986031005
Publisher
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Date
2015
Format
PDF
Language
INDONESIA